Ulat Grayak Bawang Merah

Ulat grayak bawang merah (Spodoptera exigua) secara signifikan berdampak pada tanaman, terutama bawang merah dan bawang bombay, dengan menyebabkan kerusakan yang luas dan kehilangan hasil panen.
PRIMA Agro Tech mengatasi hama ini dengan agen biokontrol seperti
Bacillus thuringiensis dan Serratia marcescens.
This approach provides a sustainable solution to protect crops from the devastating effects of shallot armyworm infestations.

Tentang Hama

Ulat grayak bawang merah, larva dari ngengat willow berbintik-bintikmerupakan ancaman serius bagi tanaman bawang merah dan bawang bombay.
Ngengat betina meletakkan sekelompok telur di daun, yang menetas menjadi larva yang memakan dedaunan tanaman.
Larva muda mengikis permukaan daun, sementara larva yang lebih besar membuat lubang yang tidak beraturan atau memakan seluruh daun.
Perilaku makan ini menyebabkan kerusakan tanaman yang signifikan, pertumbuhan terhambat, dan, dalam kasus yang parah, kematian tanaman.

Serangan ulat grayak dapat sangat merusak di wilayah seperti Indonesia, di mana kehilangan hasil panen akibat hama ini telah melebihi 50% pada tanaman bawang merah dan bawang bombay.
Ulat grayak bawang merah menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang lebih 25 hari.
Selama periode ini, ngengat betina dewasa bertelur antara 300 hingga 600 butir.

Konsorsium Mikroba

PRIMA Agro Tech menggunakan mikroorganisme biokontrol khusus untuk mengelola serangan ulat grayak bawang merah secara efektif, dengan fokus pada mekanisme kerjanya yang unik:

Bacillus thuringiensis strain 4042: Bakteri ini dikenal dengan sifat insektisida.
Bakteri ini menghasilkan protein kristal (Cry toxins) yang, ketika tertelan oleh larva ulat grayak bawang merah, berikatan dengan reseptor spesifik pada lapisan usus, menyebabkan lisis sel dan akhirnya menyebabkan kematian pada larva.
Jenis ini sangat efektif terhadap berbagai hama lepidopteran, termasuk ulat grayak.
Ini adalah solusi yang lebih disukai karena kekhususannya, yang berarti menargetkan hama yang berbahaya sekaligus aman untuk serangga, hewan, dan manusia yang menguntungkan.

Serratia marcescens strain NPKC3_2_21: Bakteri ini memainkan peran ganda.
Selain sifat insektisidanya, bakteri ini juga mendorong pertumbuhan tanaman.
Serratia marcescens memerangi ulat grayak dengan memproduksi enzim kitinase dan metabolit lain yang mendegradasi kitin dalam kerangka luar larva, melemahkan dan pada akhirnya membunuhnya.
Selain itu, strain ini meningkatkan ketahanan tanaman, sehingga ulat grayak lebih sulit untuk menimbulkan kerusakan.

Metarhizium anisopliale isolat D1: Jamur entomopatogen ini memerangi ulat grayak bawang merah dengan cara menempel pada eksoskeletonnya.
Setelah menempel, jamur ini akan berkecambah dan menembus tubuh larva, menyebar ke dalam.
Jamur ini mengganggu fungsi vital ulat grayak dengan memproduksi racun dan enzim yang merusak organ dalamnya, yang pada akhirnya menyebabkan kematian hama.
Jamur ini sangat efektif karena kemampuannya untuk menyasar berbagai macam hama serangga dan daya tahannya di dalam tanah, sehingga memberikan perlindungan jangka panjang.

Beauveria bassiana isolat B33: Bertindak sebagai insektisida alami, Beauveria bassiana bekerja dengan cara menempel pada kutikula ulat grayak.
Jamur kemudian menembus eksoskeleton dan tumbuh di dalam tubuh serangga.
Saat berkembang biak,
Beauveria bassiana mengkonsumsi nutrisi ulat grayak dan melepaskan racun, menyebabkan serangga melemah dan mati.
Isolat ini sangat berguna karena sifat virulensinya dan kemampuannya untuk mengendalikan berbagai tahap ulat grayak, mulai dari larva hingga dewasa.

Pendekatan PRIMA Agro Tech menawarkan metode yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengurangi populasi ulat grayak bawang merah melalui penggunaan gabungan agen biokontrol ini.
Agen-agen ini menargetkan dan membasmi hama yang ada dan menciptakan lingkungan yang kurang kondusif untuk reproduksi mereka, memastikan perlindungan jangka panjang untuk tanaman terhadap hama ini.

Solusi & Produk Terkait